‘’TENTANGKU DAN DIRIKU’’
Maaf. . . . . .
Hanya kata ini yang bisa terpikir. . .terucap. .
.dan tertulis yang bisa aku lantunkan buat seonggok insan bisa melihat dan
membaca sekilas gambaran pribadiku. Karena aku berpikir harus terlebih dahulu untuk
mengenal diriku dan memberikan penilaian terhadap diriku sendiri sebelum aku
memberikan penilaian terhadap orang lain dan orang lain memberikan penilaian
terhadapku.
Sehingga, dengan syukur yang mendalam aku panjatkan
kehadirat sang khalik walaupun dengan caraku sendiri tentu tidak sebanding dengan anugerah yang
dihamburkan-Nya padaku. Aku sadari dengan sifat kelancanganku yang ingin
berusaha menggambarkan wajah-Mu dengan mengumpulkan titik-titik dan mengubahnya
menjadi garis sehingga membentuk wajah-Mu, Namun, yang aku temui adalah wajah
beringas dan rona beriak mungkin terlalu jauh dari wajah-Mu yang agung, teduh dan
kasih. Sekarang aku memohon ampunan-Mu atas kelancangan inspirasiku.
Kini, ku yakini dan berusaha untuk mengerti. .
.memanfaatkan. . . dan mengubah secuil
anugerah yang Dikau taburkan buatku dengan menghadirkan coretan kata-kata yang
sederhana ini ;
‘’AKU adalah AKU dan
tak satupun di dunia ini seperti AKU kecuali AKU’’
Inilah
sederetan kalimat yang mendasariku untuk mencari secercah kisah ‘’TENTANGKU’’ serta gambaran sosok ‘’DIRIKU’’. Sulit bagiku mengungkapkannya walaupun hanya sebait,
Namun, aku menyadari apabila semuanya tidak dikisahkan oleh diri kita sendiri
siapa lagi yang akan mengisahkannya??? apabila kita tidak mengoreskan pikiran
kita saat ini kapan lagi kita harus memulainya??? Sadarkah kita dari
keterpurukan mimpi indah yang membuat kita terus terlena dan susah untuk
beranjak bangkit darinya???
Semuanya harus. . .harus. . .dan harus dimulai dari
sekarang, dan sebaris kata terlambat dan tidak ada waktu sedikitpun tak
tersimpan didalam pikiranku saat ini untuk belajar dan mengungkapkannya karena Aku menyadari sang waktu takkan
berhenti berputar dari putarannya menunggu diriku.
Seperti kata seorang ahli ‘’George Downing’’ bahwa ‘’istilah
tidak ada waktu, jarang sekali merupakan alasan yang jujur, Karena pada
dasarnya kita semua memiliki waktu 24 jam yang sama setiap harinya, yang perlu
ditingkatkan adalah membagi waktu dengan cermat.’’
‘’Tentangku. . .’’
Kisahku berawal di Nusa terpencil nan jauh di ujung
timur Flores ‘’Adonara” disitulah tanah tumpah darah nenek moyangku yang
menjunjung tinggi mahligai gading dan takhta wanita dipertahankan. Adat-istiadat
di Nusa ini sepertinya sudah berakar sejak dahulu kala sehingga sangat sulit
untuk mengubahnya maupun dihilangkan. Tanah yang kering kerontang saat musim
kemarau dan bercak berair ini memberikan suatu kekuatan tersendiri yang sudah
terstruktur bagi diriku, sehingga aku sangat bangga menjadi generasi penerus
yang berasal dari Nusa ini.
Kekecewaan. . .kekesalan. . .yang aku alami dan teringat
sampai saat kini, kenapa aku dilahirkan bukan di Nusa ini??? Kenapa ibuku lebih
memilih untuk melahirkan aku di tanah rantau??? Tangis pertamaku memecah
keheningan di penghujung Augustus 1991. Dari sinilah aku mulai belajar
mengenali duniaku dan melihat sesuatu dengan keegoisanku. . . pikiranku sendiri.
Duniaku waktu itu hanya sebatas impian karena jiwaku
masih diselimuti pikiran kekanak-kanakan. Dan yang bisa dilakukan adalah
bermimpi. . .bermimpi. . .dan terus memimpikan tentangku. Seribu dimensiku
mulai membelenggu kemelut pikiranku dan semakin membuatku terus berusaha untuk
berpikir tanpa mengenal lelah karena hal yang sulit aku lakukan adalah bersatu
dengan pikiranku. Setiap kali aku menyelami dimensiku dan menggali ensiklopedi yang
tertata rapi tentang kehidupanku selalu saja kegagalan yang menghampiriku.
Aku lelah. . .letih. . .dan hampir putus asa. .
.Mungkin belenggu yang kuhadapi ini takkan bisa aku lewati sampai menutup mata. Aku merasa seperti tidak ada
artinya bila tidak bisa bersatu dengan pikiranku sendiri, karena bagiku cara
untuk bisa menikmati hidup agar lebih hidup adalah bersatu dengan pikiran lalu
menuliskannya dengan bahasa kalbu dan merasakan keindahan dunia yang maha
sempurna ini. Seiring dengan berputarnya sang pengatur kehidupan manusia, waktu
yang sombong. Pikiranku di penuhi dengan perasaan cinta, rasa ini mulai mewabah
sedikit demi sedikit. . .sebidang demi sebidang. . .sampai akhirnya memenuhi
ruang hatiku. Dari sinilah aku mulai belajar dengan penyesuaian pikiran yang baru
ini dengan sifat melihat sesuatu menggunakan pikiran dan menganalisanya
sehingga menimbulkan suatu pertanyaan dan menghasilkan suatu jawaban yang
sederhana sesederhana pemikiranku.
Inilah sekilas kisah tentangku. . .
‘’ Diriku. . .’’
Apa
kata yang tepat bagiku untuk protes terhadap penciptaan sang Khalik tentang
sosok diriku??? Hidupku saat ini selalu dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang
berkecamukan dibenakku dan semuanya hanya membutuhkan jawaban dari diriku
sendiri.
Aku adalah sosok yang memilih hidup ‘’sederhana.
. .apa adanya’’ dengan yang ku miliki. Hidupku terkadang serba
kekurangan imajinasi. . .inspirasi. . .ide-ide. . .dimensi pikiran. Bagiku
kekurangan harta benda adalah hal yang lumrah dibandingkan kekurangan inspirasi
yang membuat diriku merasa tidak menikmati hidupku.
Terkadang aku berpikir terlalu egois,
mengorbankan kepentinganku sendiri demi
kepentingan orang lain, dan menjadi korban adalah diriku sendiri, dimensiku,
pikiranku.
Namun, saat ini bagiku yang terpenting adalah
membuat orang bangga bisa mengenal sosok seperti aku karena tak ada satupun di
dunia ini yang seperti aku sebagai diriku sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar