‘’Sepintas
pemikiranku’’
Aku
tidak tahu dari mana harus memulai dan mengakhiri semua rangkaian kata-kata nan
jauh terbenam didalam dimensiku. Pikiranku terasa gersang ... kosong .... hampa
.... untuk melahirkan ide-ide yang saling berpacu dan terus berpacu menembus
kelamnya sang waktu yang takkan terhenti. Setelah sekian lama berkelana mencari
jati diri dan berpacu dengan seribu dimensi-dimensi yang tak pasti.
Perjalanan pencarian jati diri tidaklah mudah
ditelusuri oleh seorang insan dalam kehidupan fatamorgana. Banyak cara yang
digunakan seseorang untuk mencari jati dirinya, misalnya dengan merenung, duduk
di tempat yang terpencil,
Bagiku
suatu pencarian jati diri yang aku
peroleh di tanah orang, sekaligus sebagai tempat dimana aku mengenyam
pendidikan dibangku SMK ini sangatlah membuatku terbangun dari mimpikku yang berkepanjangan
ini.
Semuanya dimulai ketika diriku mengenal music
instrument yang mendamaikan hati . . . yang membuatku tenang . . . yang memacu
diriku untuk berpikir.
Kini, semua beban pikiran yang ada dalam ensiklopedi
benakku dituangkan keatas kertas putih
yang tidak bertepi ini.
Semua
realita kehidupan yang aku lewati mengubah diriku untuk menjadi ‘’sesuatu yang seperti sesuatu yang ada
disekelilingku’’. Kalimat ini jika diumpamakan seperti sebuah produk maka ‘’anda adalah produk lingkungan anda’’.
Kutipan ini seperti yang dikatakan para ahli dalam
sebuah buku ‘’cara berpikir besar’’ yang pernah aku baca.
Secuil
penjelasan diatas menurut pemahamanku yakni ; misalnya diriku dibesarkan dalam ruang
lingkup yang menjunjung tinggi ramah-tamah dan sikap sosialisme yang tinggi,
maka seiring dengan perputaran waktu yang tidak terlalu lama akan mengubah
diriku menjadi orang menjunjung tinggi akan nilai keramah-tamahan dan sikap
sosialisme yang tinggi. Sehingga lingkungan ini bisa merubah aku seperti yang
berada disekeliilngiku.
Begitu juga sebaliknya, jika aku dibesarkan dalam
ruang lingkup yang penuh dengan kekerasan dan jiwa mementingkan diri sendiri,
maka seiring dengan perputaran waktu yang tidak terasa akan mengubah diriku
menjadi seseorang yang memiliki kepribadian
sama seperti lingkungan dimana aku dibesarkan.
Jadi,
agar kita bisa menjalani kehidupan yang penuh dengan hikmah seperti yang
diimpikan sebagian besar kaum yang menjunjung nilai dan moral haruslah berusaha
setidaknya pandai dalam memilih lingkungan pergaulan yang nantinya kita jalani.
Karena kesempatan dan kehidupan manusia di alam
nyata ini hanya sekali jadi berusahalah unutk melakukan sesuatu yang terbaik
dan ingat kesempatan tidak akan datang lagi untuk yang kesekian kalinya.
Terkadang
sifat keegoisanku dalam berpikir muncul disaat aku lengah dan tidak menyadarinya. Saat-saat yang seperti
ini diriku pasti akan berkata bahwa ‘’Aku
akan menjadi seperti apa yang aku pikirkan’’. Kalimat ini memiliki makna
serta motivasi yang teramat besar bagi diriku karena untuk mencapai. .
.mengapai. . . dan meraih apa yang kita pikirkan tidaklah segampang membalikkan
telapak tangan. . .tidaklah segampang kita menghitung hari. . .
Melainkan, membutuhkan suatu perjuangan dan
pengorbanan yang begitu banyak untuk bisa lolos dari belenggu masalah yang
nantinya akan kita hadapi dalam meraih keinginan seperti apa yang kita
pikirkan.
Menjadi seperti apa yang kita pikirkan hanya kita
sendiri yang tahu, tidak ada orang lain yang tahu selain diri kita. . .tidak
ada orang lain yang menyuruh untuk menjadi seperti yang kita pikirkan selain
diri kita sendiri.
Oleh karena itu, mulailah untuk berpikir untuk
menjadi seperti pikiran kita sendiri dan menyusun strategi serta rencana yang
terarah dalam menempuh perjalanan untuk mewujudkan keinginan kita itu.
Berusaha. . .berusaha. . .dan terus berusaha sampai
dirimu berjalan ke titik yang
dipikirkkan karena disana malaikat kesuksesaanmu telah menantimu dan
bersulanglah dengan minuman kesuksesaanmu pula.
Hembusan
angin malam yang menyertai hidupku membuat diriku teringat akan ‘’Aku dibesarkan dari kesederhanaan dan aku
akan kembali kedalam kesederhanaan’’. Seperti itulah pemikiranku tentang
kesederhanaan, karena sebagian besar orang dibesarkan dalam kesederhanaan yang
telah menggapai kesuksesaan dan bahkan yang selangkah lagi menggapai gerbang
kesuksesaan melupakan akan kesederhanaan yang telah menjadi kebiasaan dalam
hidupnya.
Semua kebiasaan sederhana dirubah menjadi suatu
kebiasaan yang serba ellite.
Seperti, cara berpakaian, cara bergaul, cara memilih
perlengkapan sehari-hari, dan begitu banyak sekali kebiasaan elite yang aku
lihat dan menjadi korban yang mengalaminya sendiri.
Bagiku kesederhanaan telah mengalir dalam nadiku
seiriing dengan aliran darah dalam tubuhku yang mengisi segala kekosongan –
kekosongan sel.
Sehingga sulit bagiku untuk melepaskannya, karena
diriku dibesarkan dalam kesederhanaan dan ingin ku tunjukkan inilah diriku apa
adanya dan dengan kesederhanaan aku melangkah.
Kata-kata seperti diatas mengingatkan diriku akan
temanku. . .saudara kita. . .adik kita. .kakak kita ‘’EVANDI NOVETUS’’ yang
setahun silam telah meninggalkan dimensi nyatanya menuju kepada kehidupan
dimensi yang semu dan mungkin saja Dia akan menemukan sebongkah kebahagiaan di
sana.
‘’Sederhana apa adanya’’ adalah kata yang aku
ucapkan dihadapannya saat ia masuk menembus dimensinya menuju ke dimensi nyata
walaupun hanya dengan menggunakan raga orang lain. Betapa pilunya hatiku
melihatnya,memori 25 mei 2012 akan menjadi suatu memori yang tak akan
terlupakan di mana hari yang telah dijanjikan ini kami meraih apa yang kami
impikan, berbahagia . . .bersenang-senang d hari terakhir masa SMK kami karena
semua yang kami tempuh, kami arungi, dan jalani kini telah menghsilkan yang
begitu memuaskan serta tidak lupa kami tangisi akan kehidupan teman kami yang
terdahulu mendahului kami menemui sang khalik...pencipta alam dan jagat raya
ini. Tangisan kami ini karena benci dan merasa Sang Pencipta tidak adil, dan
terlalu kejam memisahkan dimensi antara tentang kami dan dia.
Namun, air mata bukanlah dewa penolong bagi umat
manusia karena sampai kering pun air mata yang mengenangi bola matamu tetap
saja apa yang telah menjadi kehendaknya tidak akan bisa di ganggu gugat.
Pasrah adalah kata bagi kita untuk melepaskan
seseorang kedimensi lain dan tabah adalah kata yang tepat untuk kita jadikan
motivasi agar bisa melangkah menghadapi kehidupan dimasa yang tak jauh dari
pelupuk mata.
Dan selalu ingat bahwa ‘’ Air mata bukanlah dewa penolong’’, yang selalu membantu disaat –
saat genting dikala kita terjerumus kedalam lembah kehampaan yang membuat kita
tak berdaya. . .lemah. . dan letih sampai merasa hidup kita tak ada artinya
lagi.
Berusahalah untuk bisa memandang nun jauh ke depan
sana dan menjawab realita kehidupan yang akan kita hadapi sendiri. . .sendiri.
. .dan selalu sendiri dalam dimensi pemikiran kita.
Karena kita semua harus yakin akan ‘’Kita
semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari;
dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri.’’ Seperti kata ahli : Mary McCarthy.
Pemikiran
ahli diatas menceritakan bahwa kita semua yang menghuni bumi yang tak lagi
gadis ini adalah pahlawan dari segala cerita tentang kita. Setiap sandiwara
kehidupan yang kita lakoni di dunia ini adalah segala cerita tentang kita
sebagai diri kita sendiri dan yang akan bertanggung jawab terhadap diri kita
adalah kita sendiri karena kita adalah pahlawan dalam cerita kita.
Berbicara
tentang pahlawan diriku teringat akan suatu istilah yang biasa di gunakan oleh
orang-orang yang ingin menjadi sukses dan membuat hidup mereka berarti, ‘’ From zero to hero’’.
Inilah
istilah sederhana yang memiliki arti yang
mahaluas, kita bertolak dari nol atau kosong dan dengan segala
perjuangan dan keingintahuan yang besar menuju
ke yang terhebat.
AKU
dalam dimensiku yang bergejolak ingin menjadi setidak-tidaknya satu titik
butiran debu di mata-NYA yang berarti. Karena semua orang ingin menjadi ‘’Hero’’ dalam hidupnya ataupun menjadi
sesuatu yang bisa di kenang oleh orang walaupun tak sehebat penemu-penemu
sejarahwan yang terkenal di kala kita belum terlahirkan di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar