Jumat, 12 April 2013

SEPINTAS PEMIKIRANKU


‘’Sepintas pemikiranku’’
            Aku tidak tahu dari mana harus memulai dan mengakhiri semua rangkaian kata-kata nan jauh terbenam didalam dimensiku. Pikiranku terasa gersang ... kosong .... hampa .... untuk melahirkan ide-ide yang saling berpacu dan terus berpacu menembus kelamnya sang waktu yang takkan terhenti. Setelah sekian lama berkelana mencari jati diri dan berpacu dengan seribu dimensi-dimensi yang tak pasti.
Perjalanan pencarian jati diri tidaklah mudah ditelusuri oleh seorang insan dalam kehidupan fatamorgana. Banyak cara yang digunakan seseorang untuk mencari jati dirinya, misalnya dengan merenung, duduk di tempat yang terpencil,
            Bagiku suatu pencarian jati  diri yang aku peroleh di tanah orang, sekaligus sebagai tempat dimana aku mengenyam pendidikan dibangku SMK ini sangatlah membuatku terbangun dari mimpikku yang berkepanjangan ini.
Semuanya dimulai ketika diriku mengenal music instrument yang mendamaikan hati . . . yang membuatku tenang . . . yang memacu diriku untuk berpikir.
Kini, semua beban pikiran yang ada dalam ensiklopedi benakku dituangkan keatas  kertas putih yang tidak bertepi ini.
            Semua realita kehidupan yang aku lewati mengubah diriku untuk menjadi ‘’sesuatu yang seperti sesuatu yang ada disekelilingku’’. Kalimat ini jika diumpamakan seperti sebuah produk maka ‘’anda adalah produk lingkungan anda’’.
Kutipan ini seperti yang dikatakan para ahli dalam sebuah buku ‘’cara berpikir besar’’ yang pernah aku baca.
            Secuil penjelasan diatas menurut pemahamanku yakni ; misalnya diriku dibesarkan dalam ruang lingkup yang menjunjung tinggi ramah-tamah dan sikap sosialisme yang tinggi, maka seiring dengan perputaran waktu yang tidak terlalu lama akan mengubah diriku menjadi orang menjunjung tinggi akan nilai keramah-tamahan dan sikap sosialisme yang tinggi. Sehingga lingkungan ini bisa merubah aku seperti yang berada disekeliilngiku.
Begitu juga sebaliknya, jika aku dibesarkan dalam ruang lingkup yang penuh dengan kekerasan dan jiwa mementingkan diri sendiri, maka seiring dengan perputaran waktu yang tidak terasa akan mengubah diriku menjadi seseorang  yang memiliki kepribadian sama seperti lingkungan dimana aku dibesarkan.
            Jadi, agar kita bisa menjalani kehidupan yang penuh dengan hikmah seperti yang diimpikan sebagian besar kaum yang menjunjung nilai dan moral haruslah berusaha setidaknya pandai dalam memilih lingkungan pergaulan yang nantinya kita jalani.
Karena kesempatan dan kehidupan manusia di alam nyata ini hanya sekali jadi berusahalah unutk melakukan sesuatu yang terbaik dan ingat kesempatan tidak akan datang lagi untuk yang kesekian kalinya.
            Terkadang sifat keegoisanku dalam berpikir muncul disaat aku lengah dan  tidak menyadarinya. Saat-saat yang seperti ini diriku pasti akan berkata bahwa ‘’Aku akan menjadi seperti apa yang aku pikirkan’’. Kalimat ini memiliki makna serta motivasi yang teramat besar bagi diriku karena untuk mencapai. . .mengapai. . . dan meraih apa yang kita pikirkan tidaklah segampang membalikkan telapak tangan. . .tidaklah segampang kita menghitung hari. . .
Melainkan, membutuhkan suatu perjuangan dan pengorbanan yang begitu banyak untuk bisa lolos dari belenggu masalah yang nantinya akan kita hadapi dalam meraih keinginan seperti apa yang kita pikirkan.
Menjadi seperti apa yang kita pikirkan hanya kita sendiri yang tahu, tidak ada orang lain yang tahu selain diri kita. . .tidak ada orang lain yang menyuruh untuk menjadi seperti yang kita pikirkan selain diri kita sendiri.
Oleh karena itu, mulailah untuk berpikir untuk menjadi seperti pikiran kita sendiri dan menyusun strategi serta rencana yang terarah dalam menempuh perjalanan untuk mewujudkan keinginan kita itu.
Berusaha. . .berusaha. . .dan terus berusaha sampai dirimu berjalan ke titik  yang dipikirkkan karena disana malaikat kesuksesaanmu telah menantimu dan bersulanglah dengan minuman kesuksesaanmu pula.
            Hembusan angin malam yang menyertai hidupku membuat diriku teringat akan ‘’Aku dibesarkan dari kesederhanaan dan aku akan kembali kedalam kesederhanaan’’. Seperti itulah pemikiranku tentang kesederhanaan, karena sebagian besar orang dibesarkan dalam kesederhanaan yang telah menggapai kesuksesaan dan bahkan yang selangkah lagi menggapai gerbang kesuksesaan melupakan akan kesederhanaan yang telah menjadi kebiasaan dalam hidupnya.
Semua kebiasaan sederhana dirubah menjadi suatu kebiasaan yang serba ellite.
Seperti, cara berpakaian, cara bergaul, cara memilih perlengkapan sehari-hari, dan begitu banyak sekali kebiasaan elite yang aku lihat dan menjadi korban yang mengalaminya sendiri.
Bagiku kesederhanaan telah mengalir dalam nadiku seiriing dengan aliran darah dalam tubuhku yang mengisi segala kekosongan – kekosongan sel.
Sehingga sulit bagiku untuk melepaskannya, karena diriku dibesarkan dalam kesederhanaan dan ingin ku tunjukkan inilah diriku apa adanya dan dengan kesederhanaan aku melangkah.
Kata-kata seperti diatas mengingatkan diriku akan temanku. . .saudara kita. . .adik kita. .kakak kita ‘’EVANDI NOVETUS’’ yang setahun silam telah meninggalkan dimensi nyatanya menuju kepada kehidupan dimensi yang semu dan mungkin saja Dia akan menemukan sebongkah kebahagiaan di sana.
‘’Sederhana apa adanya’’ adalah kata yang aku ucapkan dihadapannya saat ia masuk menembus dimensinya menuju ke dimensi nyata walaupun hanya dengan menggunakan raga orang lain. Betapa pilunya hatiku melihatnya,memori 25 mei 2012 akan menjadi suatu memori yang tak akan terlupakan di mana hari yang telah dijanjikan ini kami meraih apa yang kami impikan, berbahagia . . .bersenang-senang d hari terakhir masa SMK kami karena semua yang kami tempuh, kami arungi, dan jalani kini telah menghsilkan yang begitu memuaskan serta tidak lupa kami tangisi akan kehidupan teman kami yang terdahulu mendahului kami menemui sang khalik...pencipta alam dan jagat raya ini. Tangisan kami ini karena benci dan merasa Sang Pencipta tidak adil, dan terlalu kejam memisahkan dimensi antara tentang kami dan dia.
Namun, air mata bukanlah dewa penolong bagi umat manusia karena sampai kering pun air mata yang mengenangi bola matamu tetap saja apa yang telah menjadi kehendaknya tidak akan bisa di ganggu gugat.
Pasrah adalah kata bagi kita untuk melepaskan seseorang kedimensi lain dan tabah adalah kata yang tepat untuk kita jadikan motivasi agar bisa melangkah menghadapi kehidupan dimasa yang tak jauh dari pelupuk mata.
Dan selalu ingat bahwa ‘’ Air mata bukanlah dewa penolong’’, yang selalu membantu disaat – saat genting dikala kita terjerumus kedalam lembah kehampaan yang membuat kita tak berdaya. . .lemah. . dan letih sampai merasa hidup kita tak ada artinya lagi.
Berusahalah untuk bisa memandang nun jauh ke depan sana dan menjawab realita kehidupan yang akan kita hadapi sendiri. . .sendiri. . .dan selalu sendiri dalam dimensi pemikiran kita.
Karena kita semua harus yakin akan ‘’Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita  sendiri.’’ Seperti kata ahli : Mary McCarthy.
Pemikiran ahli diatas menceritakan bahwa kita semua yang menghuni bumi yang tak lagi gadis ini adalah pahlawan dari segala cerita tentang kita. Setiap sandiwara kehidupan yang kita lakoni di dunia ini adalah segala cerita tentang kita sebagai diri kita sendiri dan yang akan bertanggung jawab terhadap diri kita adalah kita sendiri karena kita adalah pahlawan dalam cerita kita.
Berbicara tentang pahlawan diriku teringat akan suatu istilah yang biasa di gunakan oleh orang-orang yang ingin menjadi sukses dan membuat hidup mereka berarti, ‘’ From zero to hero’’.
Inilah istilah sederhana yang memiliki arti yang  mahaluas, kita bertolak dari nol atau kosong dan dengan segala perjuangan dan keingintahuan yang besar menuju  ke yang terhebat.
AKU dalam dimensiku yang bergejolak ingin menjadi setidak-tidaknya satu titik butiran debu di mata-NYA yang berarti. Karena semua orang ingin menjadi  ‘’Hero’’ dalam hidupnya ataupun menjadi sesuatu yang bisa di kenang oleh orang walaupun tak sehebat penemu-penemu sejarahwan yang terkenal di kala kita belum terlahirkan di dunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar