Selasa, 16 April 2013

MEMAHAMI PERILAKU EMPATIK


B  A  B    1
MEMAHAMI PERILAKU EMPATIK

A.    KONSEP DASAR KEHILANGAN.

1.   PENGERTIAN KEHILANGAN.
                 Kehilangan adalah ; Suatu keadaan berpisahnya individu dengan sesuatu yang  sebelumnya di miliki atau ada.
                 Kehilangan tersebut dapat sebagian atau seluruhnya,misalnya; kehilangan
               orang   yang penting(kematian,di penjara),kehilangan kesehatan bio-piko-sosial
               (sakit,di amputasi,pendapatan,perasaan tentang diri,pekerjaan,kedukaan),
                kehilangan milik pribadi (uang,perhiasan).
                Peristiwa kehilangan ini dapat terjadi tiba-tiba atau bertahap.
    
  2. SUMBER KEHILANGAN.
          Beberapa Sumber kehilangan,antara lain ;
1.      Aspek diri.
                  Kehilangan pada aspek diri dapat meliputi kehilangan anggota
      tubuh(misalnya;ekstermitas atas akibat kecelakaan),kehilangan fungsi fisiologis
      organ,kehilangan aspek psikologis atau hambatan pada tumbuh kembang.
2.      objek eksternal.
                   Kehilangan objek eksternal dapat meliputi kehilangan objek hidup
      (misalnya;hewan kesayangan) atau objek tak hidup (misalnya;harta benda).
3.      Lingkungan yang di kenal.
              Kehilangan ini meliputi kehilangan lingkungan yang biasa di kenal oleh klien,misalnya lingkungan fisik yang di tempati oleh klien atau lingkungan yang pernah di tinggali oleh klien dan telah menjadi bagian dari kehidupannya.

4.      Orang yang di cintai.
              Kehilangan orang yang di cintai sifatnya dapat menetap atau sementara.Kehilangan menetap contohnya adalah kematian orang tua,anak,sanak saudara,dll.Sedangkan kehilangan yang sifatnya sementara contohnya adalah  ketidakmampuan menjalankan peran karena sakit.

        3. JENIS KEHILANGAN.
                     Jenis-jenis kehilangan meliputi ;
a.       fisik atau actual.
Jenis kehilangan ini sifatnya nyata dan dapat di kenali oleh orang lain.
b.      psikologis.
Jenis kehilangan ini sifatnya abstrak dan tidak dapat di lihat oleh orang lain,hanya yang mengalami yang bisa merasakan.
c.       Antisipasi.
Jenis kehilangan ini sebenarnya dapat di antisipasi.Meski demikian,kebanyakan orang yang mengalami kondisi tersebut kerap menunjukkan perilaku yang sama seperti orang yang kehilangan atau berduka walaupun hal tersebut belum terjadi pada mereka.Contohnya, ketika orang yang mereka cintai menderita sakit terminal.

4. KEHILANGAN YANG PANTAS.
          Kehilangan yang pantas menurut ‘’WEISMAN’’ mempunyai tujuan bahwa individu tetap mempunyai kehidupan dalam menghadapi akhir kehidupan,mempertahankan fungsi seoptimal mungkin,bebas dari rasa sakit dan mampu untuk tetap dapat menentukan pilihannya,memecahkan masalah dan dapat memenuhi keinginan.
        Untuk menciptakan proses kematian yang pantas perawat harus menghadapi kematian pasien dengan tetap mempertahankan martabatnya yaitu dengan=
a.   Mengontrol sakit dan gejala lain.
b.   Mempertahankan dan meningkatkan hubungan perawat.
c.   Memelihara hubungan dengan keluarga dan teman.
d.   Mengatasi stress karena pengobatan.
e.   Memelihara keseimbangan emosi.
f.    Memelihara citra diri.
g.   Mempersiapkan hal-hal yang akan datang.

B.    KONSEP DASAR BERDUKA (GRIEF).

1. PENGERTIAN BERDUKA.
Berduka adalah ; Respon alami manusia terhadap kehilangan atau ancaman objek yang dicintai.
Kubler-Ross telah mengidentifikasi proses berduka pada klien kehilangan kesehatan (menjelang kematian). Observasi dari perubahan perilaku individu tersebut di gambarkan pada tiap tahap. Tahap berduka terhadap kehilangan atau respon rentang  kehilangan.

2. RESPON BERDUKA.
       Rentang respon berduka ;
        Respon adaptif                                      Respon maladaptif
       
                          Denial          Anger        Bargaining            Depresi           Acceptance
    
         Penjelasannya ;
     a. Fase Denial ( menyangkal).
         Reaksi pertama seseorang yang mengalami kehilangan adalah tidak percaya dan tidak siap dalam menghadapi peristiwa kehilangan,syok dan menyangkal.Reaksi ini sering di nyatakan dengan perkataan ‘’itu tidak mungkin’’ ‘’saya tidak percaya itu terjadi’’.
                         b.  Fase anger (marah).
               Pada fase ini seseorang akan menunjukkan perasaan marah yang meningkat yang sering di proyeksikan kepada orang yang berada di lingkunganya atau orang-orang tertentu.Reaksi fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain; muka merah,nadi cepat,gelisah,susah tidur, tangan mengepal.Perilaku pada fase inibiasanya agresif.
                         c.  Fase Bargaining (Tawar-menawar).
                Seseorang yang telah mampu mengungkapkan rasa marah akan kehilangannya,maka orang tersebut akan maju ke tahap tawar-menawar.Reaksi ini sering di nyatakan dengan kata-kata ‘’kenapa harus terjadi pada keluarga saya’’,’’kalau saja yang sakit bukan anakku’’,’’seandainya saya hati-hati’’.
                        d.  Fase Depresi.
                 Seseorang yang berada pada fase ini menunjukkan sikap menarik diri,tidak mau bicara,putus asa. Gejala fisik yang sering di tampilkan oleh orang tersebut adalah menolak makan,susah tidur,letih,dorongan libido menurun.
                        e. Fase Penerimaan (Acceptance).
                                                  Tahap ini merupakan akhir dari kehilangan atau kematian.Penerimaan akan                           
                                  mengubah perkembangan citra tubuh atau lingkungan hidup seseorang.Tingkat ini                                                                                         
 membuat orang sehat secara penuh atau membuat rencana menanggulangi tentang sesuatu yang hilang.

           3. DAMPAK BERDUKA.
                    Dampak berduka berdasarkan kelompok usia meliputi;
                           a.   masa kanak-kanak.
               Dampak berduka di masa ina dapat mengancam kemampuan tumbuh kembang anak menyebabkan anak mengalami Regresi,merasa takut,merasa di tinggalkan,tidak lagi di perhatikan.
                            b.  masa remaja dan dewasaa muda.
               Peristiwa kehilangan yang terjadi dapat menyebabkan Disintegrasi   
dalam keluarga.Akan tetapi,pada periode ini individu mulai menerima peristiwa kehilangan sebagai suatu hal yang wajar.
                             c.   masa lansia.
                Kematian pasangan merupakan pukulan yang sangat berat bagi lansia selain itu,gangguan kesehatan juga semakin meningkat.

           4. REAKSI BERDUKA MENURUT ENGEL (1964).
                    Meliputi;
a. Syok dan tidak percaya.
                           Respon perilaku individu selama fase ini adalah;
                                           -    Menolak menerima peristiwa kehilangan.
                                           -     Mengalami perasaan kaget.
                                           -     Menerima situasi secara intelektual tetapi menolaknya secara
                                                 emosional.
                        b. Membangun kesadaran.
                             Respon perilaku klien selama fase ini adalah;
                                           -    Realita kehilangan mulai memasuki alam perasaan
                                           -    Rasa marah mungkin di arahkan pada lembaga,perawat,atau orang         
                                                 lain.
                                           -    Melakukan ritual berkabung (pemakaman).
                        c. Restitusi.
                             Respon perilaku klien selama fase ini adalah;
                                          -     Berupaya mengatasi kekosongan yang menyakitkan.
                        d. Mengatasi kehilangan.
                              Respon perilaku klien selama fase ini adalah;
-          Masih belum bisa menerima kehadiran objek baru untuk
Menggantikan orang atau objek yang telah hilang.
-       Dapat menerima hubungan yang lebih mantap dengan individu
Pendukung.
-       Memikirkan dan membicarakan kenangan tentang objek yang telah
Hilang.
                        e. Idealisasi.
                              Respon perilaku klien selama fase ini adalah;
-       Menciptakan gambaran tentang objek yang hilang yang nyaris tanpa
      Celah.
-       Menekan semua perasaan negative dan bermusuhan terhadap objek
                                                yang hilang.
-       Merasa bersalah atau menyesal dengan sikap tidak peduli atau sikap
Kasar yang telah di tujukan pada orang yang telah meninggal.
-          Tanpa sadar menginternalisasikan kualitas positif yang terdapat pada
Diri orang yang telah meninggal.
-          Kenangan akan objek yang hilang tidak terlalu membangkitkan
Kesedihan.
-          Menuangkan perasaan kepada orang lain.
                        f. Hasil akhir.
-          Perilaku di pengaruhi oleh beberapa factor ;nilai objek yang hilang 
                                                sebagai sumber dukungan,derajat ketergantungan pada hubungan,
                                                karakteristik hubungan yang lain serta jumlah dan karaktetistik
                                                pengalaman berduka.
 
               5. TUGAS-TUGAS BERKABUNG.
Menurut Worden (1991),menerangkan ada 4 tugas berkabung atau adaptasi terhadap kehilangan ;
 1. Tugas berkabung yang pertama.
      Menerima kenyataan kehilangan baik secara intelektual maupun emosional,rasa
      Percaya dan tidak percaya terjadi saat klien bernegosiasi pada tugas ini.
2.      Tugas berkabung yang kedua.
Menjalani pedihnya berduka. Pedihnya berduka dapat bermacam bentuk seperti nyeri fisik,kepedihan emosional,dan kepedihan perilaku.
Penyangkalan dan menghindari pedihnya berduka akan menimbulkan gejala atau perilaku yang kurang sehat.
Satu-satunya tugas untuk melampaui tugas ini adalah dengan merasakan dan memahami kepedihan berduka.
3.      Tugas berkabung yang ketiga.
Berhubungan dengan penyesuaian terhadap lingkungan di mana orang yang meninggal tidak akan bisa ditemui lagi atau menghilang dari kehidupan.
Klien yang harus mampu menyesuaikan diri dengan mengembangkan keterampilan baru ,menerima peran baru dan mengubah pandangannya terhadap dunia seperti mencari arti baru dan tujuan hidupnya.
4.      Tugas berkabung yang keempat.
Relaksasi emosional terhadap orang yang lain yang meninggal dan terus mengalami hidupnya.Intinya meyakinkan keterikatan seseorang tidaklah menetap pada orang yang meninggal tetapi secara aktif di tanamkan dalam pembentukan hubungan baru.
Penyelesaian proses berduka akan terjadi bila seseorang mulai berorientasi ke masa depan,bisa menikmati kesenangan dalam hidupnya dan mampu beradaptasi terhadap peran baru.
Penting selalu di ingat bahwa tugas-tugas berkabung merupakan proses yang menyita waktu dan usaha.

C.   PROSES KEPERAWATAN.
a. Pengkajian.
   1) Factor predisposisi.
       a) Genetik.   
                 Menurut para ahli gentiik,indiviu yng dilahirkan dan dibesarkan
                 dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi,akan sulit
                 mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu
                 permasalahan termasuk dalam menghadapi proses kehilangan.
                 Jadi bila anggota kelurga tersebut mengalami proses
                 kehilangan akan sulit baginya untuk keluar dari fase depresi.
             b) Kesehatan jasmani.
                  Individu dengan keadaan fisik sehat,pola hidup yang teratur,
                  Cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang
                  Lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang sedang
                 Mengalami gangguan fisik.jadi respons seseorang dalam
                 Menghadapi proses kehilangan di[pengaruhi juga oleh kondisi kesehatan jiwa.
              c) kesehatan mental.
                   Seseorang yang mengalami gangguan kesehatan jiwa,terutama yang mempunyai 
                   riwayat depresi yang di tandai perasaan tidak berdaya,pesimis,selalu di bayangi
                   oleh masa depan yang suram,biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi
                   kehilangan.
               d) Pengalaman kehilangan di masa lalu.
                    Seseorang yang mengalami kehilangan yang traumatis atau perpisahan dengan
                    orang yang berarti pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi kemampuan
                    individu tersebut dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa
                    dewasa orang tersebut akan sulit mencapai fase menerima.
      2) factor Presipitasi.
               Faktor pencetus dari perasaan kehilangan dapat berupa stress nyata,imajinasi
               individu,seperti kehilangan kesehatan,fungsi seksualitas,kehilangan harga
               diri,kehilangan pekerjaan kehilangan peran dalam keluarga,kehilangan  posisi di
               masyarakat.
       3) Perilaku.
               Seseorang yang mengalami kehilangan sering menggunakan mekanisme  
               koping,seperti; denial,represi,intelektualisasi,regresi,disosiasi,supresi,dan
               proyeksi.Pada tahap depresi, seseorang sering menggunakan regresi dan disosiasi                            
                            secara berlebihan dan tidak tepat.

b) Masalah keperawatan.
      1. masalah keperawatan.
            Ada 2 kategori berduka yang dikenal sebagai diagnosa keperawatan yaitu berduka
            antisipasi dan berduka disfungsional.
            Berduka antisipasi merupakan proses berduka pada saat individu akan mengalami
            kehilangan atau sebelum kehilangan tersebut terjadi.
            Berduka disfungsional merupakan proses berduka yang maladaptasi terhadap
            kehilangan atau merupakan respons berduka yang berkepanjangan dan juga terjadi
            perilaku yang mal adaptif.
2.    Contoh kemungkinan diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi.
a)      Ketidakberdayaan berhubungan dengan berduka disfungsional.
b)      Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perasaan depresi.
c)      Risiko tinggi mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan berhubungan dengan reaksi-reaksi kemarahan (fase kemarahan).

         c) Perencanaan tindakan Keperawatan
Tujuan;
                                                                     I.    Tujuan umum: klien mampu berperan aktif melalui proses berduka secara
   tuntas.
                                                                  II.    Tujuan khusus: klien mampu untuk ;
·         Mengungkapkan perasaan berduka.
·         Menjelaskan makna kehilangan.
·         Membagi rasa dengan orang yang berarti.
·         Menerima kenyataan kehilangan dengan perasaan damai.
·         Membina hubungan baru yang bermakna dengan  
               objek/orang yang baru  sebagai pengganti.
                                                               III.    Tindakan keperawatan.
     Tabel  1. Prinsip tindakan keperawatan pada klien dengan respons
        Kehilangan.





Prinsip
Rasional
Tindakan keperawatan
Bina dan tingkatkan hubungan saling percaya







Identifikasi kemungkinan factor yang menghambat prosees berduka.



Kurangi atau hilangkan factor penghambat proses berduka.












Beri dukungan terhadap respon kehilangan klien




Hubungan saling percaya adalah dasar hubungan terpadu yang mendukung klien dalam mengatasi perasaan kehilangan.




Agar dapat membantu mengurangi factor penghambat tersebut.



Semakin kecil factor penghambat dan semakin banyak factor pendukung,maka semakin muda klien melalui fase berduka.









Klien sering takut,khawatir terhadap reaksinya dalam menghaadapi kehilangan
- Dengarkan pembicaraan
klien.
- Beri dorongan agar klien mau mengungkapkan perasaannya.
-Jawab pertanyaan klien secara langsung.
- Tunjukkan sikap mener
ima dan empatik.

- Bersama klien mendiskusikan hubungan dengan orang atau obyek yang pergi atau hilang.
- Menggali pola hubungan klien dengan orang yang berarti.

- Bersama klien mengidentifikasi cara mengatasi perasaaan berduka di masa lalu.
- Menilai cara yang efektif dan yang tidak efektif.
- Perkuat dukungan serta kekuataan yang di miliki klien dan keluarga.
- Identifikasi dan menghargai sosial budaya agama serta kepercayaan yang di anut oleh klien,keluarga,dalam mengatasi perasaan berduka.

- Jelaskan kepada klien atau keluarga bahwa sikap mengingkari,marah,tawar-menawar,depresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan.
- Beri gambaran tentang cara mengungkapkan perasaan yang bisa di terima.
- Bantu klien untuk memperluas kesadaraan diri.. 



Tingkatkan  rasa kebersamaan antara anggota keluarga.














Tentukan kondisi klien sesuai dengan fase berikut;
1.      fase pengingkaran.
Memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya.










 
   Menunjukkan sikap menerima, ikhlas,dan mendorong klien untuk berbagi rasa.













  Memberi jawaban yang jujur terhadap pertanyaan klien tentang sakit,pengobatan dan kematian.




2.      Fase marah.
Mengijinkan dan mendorong klien mengungkapkan rasa marahnya secara verbal tanpa melawan dengan kemarahan.









3.      Fase tawar-menawar.
Membantu klien mengidentifikasikan rasa bersalah dan perasaan takutnya.














4.      Fase depresi.
Mengidentifikasi tingkat depresi dan resiko merusak diri klien.









   Membantu klien
    mengurangi rasa             
    bersalah.












5.      Fase penerimaan.
Membantu klien untuk menerima kehilangan yang tidak bisa dihindarinya.





Dukungan dari anggota keluarga atau orang yang berarti,sangat membantu dalam mengatasi perasaan berduka.














Rencana keperawatan yang efektif dapat di susun dengan mengetahui fase kehilangan.
Pengingkaran perasaan kenyataan yang bersifat sementara,pada proses berduka bermanfaat untuk mengurangi dampak emosional.






Sikap menerima penuh pengertian akan mendorong klien untuk berani mengungkapkan perasaannya secara bebas.











Sikap yang bijaksana dan jujur dalam memberi informasi pada klien akan membantu klien untuk memahami kenyataan yang di hadapi.



Ungkapkan rasa marah penting karena merupakan usaha klien untuk mengendalikan lingkungannya, tidak mampu mencegah terjadinya kehilangan.









Klien sering menunjukan perasaan bersalah yang tidak realistik.
















Dengan mengetahui tingkat depresi serta resiko merusak diri klien, maka rencana keperawatan dapat disusn dengan tepat.






Orang yang dalam keadaan berduka sering mempertahankan perasaan bersalahnya terhadap orng yang meninggal atau pergi.









Kesadaran dan menerima kenyataan kehilangan dengan merasakan damai, dapat memutuskan tali ikatan dengan objek/orang yang pergi meninggal, klien dapat memulai ikatan yang baru lebih berharga.
- Kuatkan dukungan keluarga atau orang yang berarti.
- Dorong klien  agar mau menggali perannya bersama anggota keluarga lain.
- Jelaskan manfaat hubungan dengan orang lain.
- Dorong keluarga untuk saling mengevaluasi perasaannya dan mendukung satu sama lain.



- Observasi perilaku klien.
- Gali pikiran dan perasaan klien yang selalu timbul dalam dirinya.
- Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaan berdukanya.
- Tingkatkan kesadaran klien secara bertahap tentang kenyataan,kehilangan apabila dia sudah siap secara emosional

- Dengarkan dengan penuh pengertian apa yang di katakana oleh klien tanpa menghukum atau menghakimi.
- Jelaskan kepada klien bahwa sikapnya itu wajar terjadi kepada orang yang mengalami kehilangan.
- Jawab pertanyaaan klien dengan bahasa yang sederhana,mudah di mengerti,jelas dan tidak berbelit-belit.

- Obseervasi dengan cermat respon klien selama berbicara.
- Tingkatkan kesadaran klien akan kenyataan secara bertahap.




- jelaskan kepada keluarga bahwa kemarahan sebenarnya tidak ditujukan kepada mereka.
- Ijinkan klien untuk menangis.
- Motivasi klien untuk membicarakan rasa marahnya.
- Bantu klien menguatkan system pendukung dari orang lain.


- Dengarkan ungkapan klien dengan penuh perhatian dan motivasi klien untuk membicarakan rasa takut maupun rasa bersalahnya.
- Bila klien selalu mengungkapkan kata ‘’kalau’’,maka beritau klien bahwa perawat hanya dapat melakukan sesuatu yang nyata.
- bersama klien membahas alsan dari rasa bersalah atau takutnya.


- Observasi dan bersama klien membahas perasaannya.
- Tingkatkan harga diri klien
- Cegah tindakan merusak diri(baca asuhan kep. Tingkah laku merusak diri).


- hargai perasaan klien
- Bantu klien untuk mengidentifikasi dukungan positif yang terkait dengan kenytaan.
- Beri kesempatan untuk menangiis dan mengungkapkan  perasaannya.
- bersama klien membahas pikirannya yang selalu timbul.

- Sediakan waktu untuk mengunjungi klien secara teratur.
- Bantu keluarga untuk berbagi rasa, karena biasanya tiap anggota keluarga tidak berada pada fase yang sama pada saat bersamaan
- Disksikan rencana yang dilakukan setelah masa berkabung terlalui.
- Beri informasi yang akurat sesuai kebutuhan keluarga dan klien.


                                                                                                                
               d) Evaluasi.
                Hasil yang di harapkan;
o   klien/keluarga dapat mengekspresikan perasaannya.
o   Pencapaian perasaan ‘’senang’’ yang optimal berkaitan dengan ketersediaaan perasaan kemarahan,ketakutan,dsbg.
o   Konsep diri yang positif (Penerimaan kenyataan).
o   Melewati proses kematian yang damai.
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar